SEMARANG – Suara Pers Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA) menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) yang diselenggarakan di ruang 1A-1B Fakultas Hukum Unissula pada Sabtu (22/02). Sambutan acara disampaikan oleh Addian Ali Zidan sebagai ketua panitia, Septian Bagas Prasetyo pimpinan umum Suara Pers Mahasiswa (SUPREMA) beserta Lutfi Faril Bastian Presiden Bem (PRESBEM) Fakultas Hukum UNISSULA, ada pula sambutan yang diberikan oleh Dr. Hj. Widayati, SH.,M.H. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum UNISSULA yang turut membuka acara ini secara formal.
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan tema “Orientasi Persma Membentuk Identitas Jurnalis Berkompeten dan Independen”. Kegiatan ini menghadirkan 3 pemateri dari background yang berbeda yaitu Muhammad Saronji sebagai Redaktur/Wartawan Suara Merdeka yang memberikan pelatihan kepenulisan tentang straight news dan indepth news, Dr. Abdul Fattah, S.Th.I, M.Si. menjabat Tenaga Ahli DPRD di Provinsi Jawa Tengah yang mengusung materi seputar agitasi dan propaganda, beserta Shanaz Vindi Setyarini sebagai Vice President of IGV Project AIESEC in Semarang yang memberikan training mengenai public speaking.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan melatih mahasiswa sebagai jurnalis kampus sebagai kawah candradimuka dalam meningkatkan kemampuan bidang kepenulisan serta peran literasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan budaya membaca mengenai informasi/berita, serta tanggap akan gejala sosial di sekitar sebagai jurnalis kampus berkompeten dan independen sesuai tema yang diusung.
Awal penyampaian materi disampaikan oleh Muhammad Saronji terkait kepenulisan mengenai laporan berita yang harus aktual dan faktual. Dalam menulis, ada banyak yang dijadikan acuan bahwa penyajian berita harus berimbang dan sesuai fakta yang sudah dipublikasikan. Di samping itu, berita yang layak muat harus memenuhi sesuai kode etik jurnalistik.
“Menulis berita bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk orang lain. Dalam menulis, dampaknya sangat besar sekali bisa bermanfaat bagi orang lain begitupun juga sebaliknya. Menulis berita ada syarat yang dilakukan yaitu memakai piramida terbalik, sesuai dengan urutan informasi paling penting di taruh d iatas dan tidak penting ditaruh paling bawah, dengan memakai unsur 5W+1H”.Ujar Saronji Redaktur Suara Merdeka
Selain itu, Abdul Fattah memberikan sebuah contoh studi kasus mengenai agitasi dan propaganda kepada pesert Bahhwa yang disampaikan itu, agitasi dan propaganda hampir mirip tetapi beda dengan struktur caranya. Jika agitasi lebih kepada tindakan yang mempengaruhi orang banyak untuk meraih kepentingan atau mendapatkan sebuah profit bagi dirinya sendiri atau kelompok tertentu. Sedangkan, propaganda adalah efek dari agitasi, biasanya kelompok ini sudah terhasut dan terindokrtinasi oleh ideologi yang dilakukan si pelaku propaganda.
“Agitasi dan propapaganda ini bisa dijadikan sebagai alat/media yang cenderung digunakan ke arah postif atau negatif, target cara ini untuk mencapai kekuasaan yang menguntungkan diri sendiri atau kepentingan kelompok. Biasanya cara ini digunakan dalam agenda untuk meraih kemenangan pemilu terhadap pelaku politik tertentu”. Tutur Abdul Tenaga Ahli DPRD Jawa Tengah
Shanaz sebagai pemateri public speaking juga menyampaikan pengalaman kerja sosial sebagai volunteer project di kegiatan AIESEC. Selain itu, pernah melakukan project di Bangka Belitung untuk melakukan edukasi kegiatan belajar mengajar anak anak disana. Kegiatan inilah yang mendukung Shanaz untuk mengembangkan public speaking di hadapan orang, karena menjadi public speaker tidak hanya dilakukan sekali tetapi praktik secara terus menerus.
“Orang bisa menjadi Public speaker karena ada 3 hal, dia sudah mempunyai kemampuan bakat speaking dari lahir, kedua lingkungan yang mendorong kamu untuk mampu berbicara di depan orang banyak dan practice atau latihan sesering mungkin untuk melatihnya kamu bisa melakukan project social atau ikut menjadi bagian dari organisasi kampus”. Kata Shanaz Wapres AIESEC Semarang.
Acara ini berlangsung dengan lancar serta turut dihadiri oleh delegasi dari Ormawa (organisasi Mahaiswa) Fakultas maupun LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) di tingkat Universitas. Selain itu, antusias serta semangat peserta sangat baik ketika pemateri memberikan praktek sesuai materi yang dibawakan, kegiatan berakhir pada pukul 17.30 WIB dan diakhiri dengan sesi foto bersama disertai penyerahan plakat dan sertifikat panitia pelaksana kepada narasumber.
(Lpmsuprema.com/Zuyyina Hasna Millenia)