LPM SUPREMA – Hari Perempuan Internasional atau Internasion Woman Days (IWD) yang diperingati setiap 8 Maret kemarin, diharapkan dapat menjadi moment yang penting bagi perempuan di luar sana untuk merekfleksikan apa yang sejak dulu mereka perjuangkan.
Hal tersebut, juga disuarakan oleh Tuti Wijaya, penggiat Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang. Dia mengatakan, Hari Perempuan Internasional setiap tahunnya selalu diperingati, ia menuturkan dibalik peringatan hari yang penting tersebut ada sebuah sejarah yang sangat panjang. Menjadi sebuah ingatan yang tak boleh begitu saja dilupakan.
“Kita bisa melihat kembali, kenapa si, perempuan itu harus memperjuangkan hak-hanya gitu kan. Kita melihat bahwasanya, dari tahun ke tahun pemerintah itu, melalui tindakannya, melalui kebijakan-kebijakan yang di keluarkan ternyata masih belum ada sesuatu yang memberikan perlindungan gitu kepada perempuan,” kata perempuan asal Wonosobo tersebut kepada Suprema.
Ia melanjutkan, dalam mementum Hari Perempuan Internasional kali ini, kata dia, haruslah dapat menjadikan kita lebih aware terhadap diri sendiri, bahwasanya perempuan itu sangatlah rentan.
“Bahkan pemerintah sendiri mengakui, perempuan adalah termasuk ke dalam kelompok rentan, yang di mana, harusnya selain aware diri sendiri atau dengan kata lain, kita membutuhkan sesuatu untuk melindungi kita gitu,” katanya.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Berbagai Elemen dan Komunitas di Semarang Lancarkan Aksi.
Perempuan lulusan Universitas Islam Sultan Agung tersebut, menyebutkan bawah perempuan haruslah berpandangan lebih maju bahwa mereka juga memiliki hak, bahkan tidak hanya secara formil yang ditulis dalam peraturan saja.
“Momentum Hari Perempuan Internasional harusnya menjadikan kita ini sadar dan kemudian dalam posisi sebagai kelompok rentan, seharusnya kita menjadi lebih kuat dengan bersatu gitu kan,” ucapnya.