Meskipun dalam kalender hijriyah dikenal sebagai bulan Rabiul awal, namun umat islam banyak menyebutnya dengan bulan Maulid. Bulan Maulid adalah bulan ketiga dalam penanggalan hijriah dan salah satu bulan istimewa karena di bulan ini lahir seorang manusia agung, pemimpin umat islam yang namanya dikenal di seluruh penjuru dunia yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW. Pada tahun di mana Aminah mengandung Nabi Muhammad SAW merupakan tahun keberkahan, yang mana sebelumnya kaum Quraisy mengalami kekeringan yang hebat, tapi seketika itu juga bumi Quraisy menghijau dan tumbuh pepohonan yang berbuah lebat. Sebelum lahir pun, Rasulullah SAW telah membawa manfaat dan kebahagian bagi umat manusia.
Banyak terjadi peristiwa luar biasa pada hari kelahiran Rasulullah, sebagimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, Abu Nu’aim, Al-Khara’ithi dalam Al-Hawatif yaitu Danau Thabariyah di Palestina mengering yang menyebabkan kekeringan melanda penduduk di sana. Api sesembahan di Persia seketika padam, konon api tersebut telah hidup selama seribu tahun.
Umat islam di berbagai belahan dunia ketika tiba bulan maulid, mereka menyambutnya dengan rasa senang dan penuh syukur. Perayaan maulid Nabi di setiap negara berbeda-beda. Perbedaan peringatan Maulid Nabi dipengaruhi budaya dari masing-masing negara. Misalnya negara Mesir, setiap 12 Rabiul Awal penduduk di sana memiliki kebiasaan membaca dzikir dan bersedekah kepada kaum fakir miskin. Di Indonesia, setiap menjelang bulan Maulid Nabi di setiap daerah-daerah yang mayoritas beragama islam mempunyai cara-cara tersendiri untuk memperingatinya. Tentu perbedaan tersebut tidak lepas dari hasil akulturasi budaya di daerah tersebut dengan islam.
Kehadiran Baginda Rasulullah SAW ke dunia ini membawa risalah yang mulia dan penting salah satu diantaranya adalah memperbaiki akhlak umat manusia.. Sebelum Nabi Muhammad lahir, bangsa Arab mengalami krisis akhlak sehingga banyak yang menyebutnya masa Jahiliyah. Di masa jahiliyah, bangsa Arab gemar melakukan mo limo yaitu suka main (berjudi), mendem (mabuk) dan medok (main perempuan). Mo limo adalah falsafah jawa yang arti lima larangan yang harus dijauhi agar mendapat keselamatan di dunia dan akhirat.
Misi Baginda Nabi Muhammad untuk memperbaiki umat manusia merupakan misi yang penting karena landasan utama untuk membangun peradaban manusia yang humanis adalah akhlak mulia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ
Artinya: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Pondasi utama dalam membangun kepribadian manusia adalah akhlak. Para ulama menyebutnya “Al-Adabu Fauqal ilmi’ artinya adab, akhlak, tata krama harus di dahulukan daripada ilmu.
Peradaban manusia yang semakin maju dan perkembangan teknologi yang semakin cepat membawa ancaman tersendiri, salah satunya ancaman terhadap degradasi moral. Di media sosial kita dapat melihat bagaimana akhlak para pemuda telah tereduksi life style digital di zaman modern. Kita bisa lihat di Instagram, Twitter, TikTok menjadi wahana baru untuk menyulut api-api permusuhan bukan sebaliknya untuk bertukar informasi dan pengetahuan dalam arti positif.
Tepat di hari Maulid ini, kita sebagai manusia dapat menjaga dan meningkatkan kualitas akhlak kita dengan meniru Role Model sempurna yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW. Salah satu akhlak Rasulullah SAW adalah menghargai perbedaan. Dengan menghargai perbedaan Rasulullah berhasil membangun peradaban Madinah dengan produk konstitusi yang dikenal dengan “Piagam Madinah atau al-Misaq al-Madinah”. Piagam Madinah adalah hasil rembugan atau konsesus bersama yang berisi tata aturan hidup komunitas yang hidup di Madinah saat itu. Pada saat itu penduduk Madinah mayoritas beragama Yahudi dan penyembah berhala, umat islam masih minoritas.
Di hari yang penuh keberkahan ini saatnya kita kembali meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW sebagai suri teladan terbaik sepanjang masa sebagaimana diinformasikan dalam Surat Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”
Maulid Nabi kita jadikan momentum untuk meningkatkan kualitas kepribadian, akhlak, moral, tata krama sebagimana dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan kita “Gondhelan klambine Kanjeng Nabi SAW” kelak kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat. Amiin ya robbal ‘alamin
Penulis : Misrof Aditya