SEMARANG, lpmsuprema.com- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Senat Mahasiswa (SEMA) Perguruan Tinggi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, mewakili seluruh elemen mahasiswa Unissula menuntut Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) untuk segera mengganti Rektor Unissula periode saat ini. Tuntutan disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Rumah Makan Kadera Semarang, Kamis (26/03/2020).
Acara dibuka secara langsung oleh Ardian Sahputra selaku Presiden BEM-PT Unissula yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan press release. Ada dua poin yang menjadi dasar tuntutan dalam press release yang dibacakan oleh Yahman Abdul Latif selaku Ketua SEMA-PT Unissula yaitu menuntut pihak kampus untuk segera menindak lanjuti dan menyelesaikan apa yang menjadi tuntutan dalam Jumpa Pimpinan yang diadakan pada Jum’at, 13 Maret 2020 lalu. Poin kedua yaitu meminta kepada pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung untuk menunjuk Pelaksana Tugas Rektor dan kemudian segera melaksanakan mekanisme pergantian Rektor sesuai dengan peraturan yang berlaku di Unissula.
Dalam Konferensi Pers yang dihadiri oleh perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di lingkup Unissula dan beberapa media seperti MNC dan Tvku, media online, MIKSEMAR serta media cetak yaitu Suara Merdeka. Dapat diketahui munculnya tuntutan kepada pihak YBWSA dalam press release karena tak kunjung dipenuhinya tuntutan mahasiswa dan ketidak maksimalan dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan yang ada oleh Pimpinan Universitas.
“Hal ini dapat dilihat dari ketidak maksimalan penyerapan dana kesehatan dan pengsosialisasian yang kurang pas. Serta masih banyak permasalahan-permasalahan yang sampai dengan saat ini belum tersampaikan secara nyata oleh pihak Universitas. Terbukti dari Jumpa Pimpinan yang dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2020, yang secara substansinya mahasiswa menyampaikan segala aspirasi baik berupa keresahan maupun kebutuhan yang sampai saat ini belum dipenuhi dan dilaksanakan oleh Pimpinan Universitas” ujar Ardian.
Berangkat dari kenyataaan yang ada, pergantian Rektor Unissula menjadi buntut atas tuntutan yang diinginkan oleh mahasiswa. Mahasiswa menilai ketidak maksimalan fungsi dan kinerja dari pihak kampus dikarenakan kondisi kesehatan Rektor Unissula saat ini yang tak kunjung membaik. Pada dasarnya Rektor Universitas adalah pemegang keputusan tertinggi, namun terkait kondisi ini berdampak pada pengambilan keputusan dalam penyelesaian permasalahan mahasiswa di Universitas menjadi lamban dan tidak jelas sistematika pengambilannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Ardian dalam penjelasan dalam poin kedua tuntutannya. “Realita yang terjadi sejak bulan Agustus 2019 hingga Maret 2020 Rektor Unissula saat ini sedang dalam kondisi sakit. Sedangkan notabene Rektor adalah pemegang keputusan tertinggi, jadi semua keputusan ada ditangan rektor. Tapi yang terjadi saat ini kejelasan pengambil keputusannya masih tidak diketahui secara pasti, yang terpenting rektor bertanda tangan. Hal inilah yang menimbulkan kerancauan dan pelaksanan keputusan menjadi tidak maksimal” ungkap Ardian.
Harapan mahasiswa dengan diadakannya konferensi pers ini bisa menjadi perhatian dan pertimbangan bagi Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung untuk segera mengambil tindakan yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan dan fakta yang ada. Kemudian dengan adanya pergantian Rektor yang baru, mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di lingkup Universitas. Sehingga tujuan didirikannya Unissula sebagai institusi pendidikan dapat tercapai seutuhnya. Tak terkecuali dengan Visi membangun GENERASI KHAIRA UMMAH yang menjadi tujuan Unissula yang tak lain sekaligus menjalankan amanat pembukaan UUD 1945 yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”