Ibu Engakaulah
Ibu, engkaulah gua pertapaanku
Dari rahim sucimu aku ada
Kau jadikanku perkasa
Kelak penerus nusa
Ibu, engkaulah samudera tempatku berlayar
Kau rawat aku dengar air mata
Mengalir sajakmu sampai ke hilir
Hingga berlabuh dalam genangan doa
Ibu, engkaulah muara bahagia
Senyummu kulukis bersama langit senja
Kuikatkan syukur padamu bersama layang-layang
Kusembahkan pada Sang Penyayang
Ibu Pagi
Pagi yang khusyuk
ayam jantan sibuk membangunkan subuh yang suntuk
dikejauhan tercium aroma bawang dan kacang
setapak langkah terdengar riang
berdendang-dendang sampai ruang belakang
dua tangan kuat nan lembut
tak jemu menyeduhkan hangat
fajar hari dibuat sibuknya
tak pernah habis tenaga dan doa
saat derita menjumpainya ia tertawa
saat bahagia memeluknya ia terjaga
Dialah Ibu Pagi
yang meneteskan seembun sajak pergi
tuk bekal sang buah hati
Untuk Ibu
Jika kau tak mengajari cara berjalan lurus
mungkin aku sudah tersesat dalam hutan belantara- tanpa makna
jika kau tak mengajari cara berlari
mungkin aku sudah terjebak dalam jaring ilusi- iri dengki
engkaulah ibu- yang selalu kugugu lan kutiru
Mulutmu tak pernah lelah merapal doa
karna ridho ibu adalah ridho Semesta
kau mengajariku dalam diamu
kala bahagia, duka, lara, nestapa tak perlu banyak kata
Ibu adalah puisi terbaik
tanpa tanda baca
mengalir hingga tak ada lagi kata
hingga tersisa doa
Karya : Misrof Aditya