SEMARANG, LPM Suprema — Greenpeace gelar nonton bareng dan diskusi film “Angin Dari Timur” garapan dari jurnalis kawakan Dendi Laksana dalam ekpedisinya di Indonesia baru. Greenpeace Indonesia bersama berbagai komunitas akan melakukan kegiatan perjalanan bersepeda dari Jakarta hingga Bali dengan judul Chasing the Shadow.
Informasi yang disampaikan oleh juru kampanye iklim dan energi, Didit Haryo, dalam roadshownya, Greenpeace akan menyambangi kota di pulau Jawa, antara lain; Jakarta, Bandung, Semarang; dan terakhir pulau Bali.
“Film Angin Timur ini sebenernya salah satu karya yang sedang digarap temen-temen Indonesia Baru, yang salah satunya digagas Mas Dandhy yang saat ini sedang ada di Lombok. Film ini pada dasarnya berusaha mengeksplor alam Indonesia termasuk setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat sepanjang setahun ke depan,” kata Didit kepada Suprema di Gedung Oudetrep Kota Lama Semarang, Sabtu (29/10/2022).
Film Indonesia baru berikutnya, kata Didit, bakalan dikemas dalam bentuk Bioskop Rakyat, di mana masyarakat dapat sekaligus berdonasi. “Selanjutnya dananya akan dipakai untuk kembali melanjutkan project pembuatan film yang akan datang,” ujarnya.
Ia mengatakan, Untuk Film Indonesia Timur sendiri banyak mengangkat permasalahan yang dihadapi oleh nelayan di Indonesia. Nelayan sebagai salah satu komponen penunjang perekonomian saat ini tengah diterpa banyak permasalahan.
“Mulai dari hasil tangkapan yang menurun akibat cuaca yang buruk karena krisis iklim yang terjadi, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), merebaknya tambak, serta buangan limbah dari tambang yang berakibat pada rusaknya ekosistem laut,” katanya.
Didit berharapan dari dibuatnya film ini, nantinya semua pihak dapat tersadar bahwa nelayan merupakan komponen penting. Menurutnya, Masyarakat dan pemerintah harus mulai melihat nelayan dari sisi yang berbeda, sehingga diharapkan permasalahan yang saat ini sedang dihadapi nelayan dapat teratasi.
Ditanya soal proses pembuatan film tersebut, Didit mengatakan, untuk menyelesaikannya membutuhkan waktu yang panjang dan proses cukup sulit.
“Dalam perjalanan panjang, tentu film ini membutuhkan proses shooting yang lama. Kalau tidak salah sudah dimulai dan dipublikasikan sebulan yang lalu. Teman-teman juga sekitar dua sampai tiga bulan sebelum perjalanan dimulai sudah mulai memproses pembuatan film.”
“Greenpeace saat ini terus mengirim para pesepeda untuk mengisahkan permasalahan lingkungan yang mereka temui di jalan kepada masyarakat sepanjang jalan yang mereka lalui hingga nantinya akan berakhir di Bali,” pungkasnya.
NITA JEPI | DEDY IRAWAN