Semarang (11/2018) – Universitas pasti memiliki banyak fasilitas yang menjadi pedukung agar proses kegiatan belajar mengajar mahasisawa terlaksana secara efektif. Setiap fasilitas memiliki fungsi yang berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa yang menjadi pendukung dalam hal akademik maupun non-akademik. Begitu pula dengan lapangan olahraga merupakan fasilitas lumrah dan bahkan wajib berada di dalam kampus. Lapangan olahraga juga menjadi salah satu prasarana penunjang penting bagi pengembangan bakat dan potensi mahasiswa khususnya di bidang keolahragaan. Universitas Islam Sultan Agung sendiri untuk lapangan olahraga hanya menyediakan lapangan volley dan lapangan basket yang di gabung dengan lapangan futsal.
Fasilitas olahraga tersebut masih dianggap kurang karena kampus belum mempunyai lapangan tenis, lapangan lari dan lapangan keolahragaan lainnya yang menjadi penyaluran bakat mahasiswa melalui kegiatan UKM olahraga kampus. Untuk lapangan futsal sendiri alangkah bagusnya terpisah dengan lapangan basket sehingga mahasiswa bias melakukan kegiatan olahraga futsal tanpa harus bergantian dengan mahasiswa yang ingin berolahraga basket.
Selain kekurangan lapangan olahraga, fasilitas di lapangan yang menjadi penunjang juga masih dianggap kurang memadai. Anggapan tersebut muncul karena disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah gawang futsal dan ring basket yang sudah rusak atau tidak layak di pakai, tempat penonton lapangan basket yang bisa dikatakan masih tidak layak karena hanya beralaskan semen tidak di beri kursi, lapangan voli yang tidak ada tempat penonton dan di kelilingi pepohonan, hingga lantai setiap lapangan olahraga yang seakan tidak pernah di urus oleh pihak kampus. Hal ini tentu saja mengganggu kegiatan mahasiswa, khususnya yang fokus terhadap kegiatan berolahraga, seperti kompetisi olahraga dan latihan rutin UKM olahraga. Apalagi setiap fakultas dalam kampus sering mengadakan pekan olahraga untuk mengembangkan bakat mereka terutama di bidang olahraga. Seperti halnya pada Fakultas Hukum Unissula yang mengadakan pekan olahraga yaitu Law League (Dekan Liga) yang selalu diadakan rutin setiap tahunnya oleh Lembaga Semi Otonom Formakum-FH.
Angga, salah satu mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2018 yang juga merupakan peserta Law League cabang olahraga bola futsal mengeluhkan beberapa hal, “lapangan olahraga sudah di kategori gak layak karena berisiko buat para pemain apalagi futsal dan basket yang butuh namanya lari, lapangan kalau sudah hujan walaupun sudah di pel sampai kering pasti bisa kepeleset”. Angga juga menambahkan bahwa untuk lapangan basket sendiri tidak perlu dibuat lapangan indoor tetapi bisa dibuat semi indoor, yang terpenting ketika hujan turun lapangan tidak akan basah. Gawang futsal dan ring juga sudah waktunya diganti serta tempat duduk penonton bisa ditambah dari sisi kanan kiri dan tempat duduk pemain juga seharusnya ditambah lagi, bukan hanya kursi panjang yang hanya bisa diduduki oleh empat orang. Kondisi tempat duduk pemain pun juga sangat jauh dari kata layak karena tempat duduknya sudah berkarat dan rusak.
Dari sini bisa dilihat tidak hanya fasilitas lapangan bagi pemain yang dirasa masih kurang memadai tetapi juga fasilitas untuk penonton yang ikut berpatisipasi dalam pertandingan harus diperhatikan. Keluhan serupa juga disampaikan oleh Abdullah peserta Law League cabang olahraga bola basket, “lapangan basket alangkah lebih bagusnya dipisah jadi lapangan futsal sendiri dan lapangan basket sendiri, jadi kita gak perlu pakai lapangan basket terus. Tidak hanya untuk lapangan futsal tetapi juga untuk kegiatan olahraga lainnya. Contoh lagi untuk olaharaga di cabang bulu tangkis kenapa kegiatannya harus dilakukan di luar kampus, kenapa kampus tidak ada fasilitas lapangan bulu tangkis. Seharusnya kita juga bias meminjam auditorium guna untuk melakukan kegiatan olahraga bulu tangkis”.
Kurangnya fasilitas olahraga di kampus saat ini tidak hanya berdampak pada kegiatan Pekan Olahraga Fakultas saja, tetapi juga berdampak pada UKM olahraga yang ada di kampus. Selain disebabkan oleh kondisi lapangan rusak, perangkat olahraga yang tidak layak dipakai dan lapangan olahraga yang kurang memadai sehinga mengharuskan beberapa UKM olahraga melakukan latihan/kegiatan di luar area kampus.
Untuk pihak kampus diharapkan lebih memperhatikan lagi dari segi fasilitas olahraga kampus. Walaupun pihak kampus lebih mengejar akademis tetapi untuk segi non-akademis terkhusus di bidang keolahragaan juga harus lebih ditingkatkan lagi. Untuk lapangan yang sudah ada harus segera dibenahi dan dilakukan perawatan walaupun sedikit demi sedikit tetapi setiap tahunnya ada perkembangan lebih baik lagi sehingga mahasiswa dapat mengasah serta mengembangkan bakat dan potensi di bidang olahraga karena tersedianya berbagai fasilitas penunjang baik itu proses akademik dan non-akademik yang lengkap dan berkualitas sangat di perlukan dan menjadi syarat terwujudnya universitas yang berkualitas.